LAZISMU UAD Salurkan Beasiswa Mentari Rp29,4 Juta ke 7 Sekolah Muhammadiyah: Komitmen Tegas dalam Meningkatkan Akses Pendidikan Dasar yang Berkeadaban dan Berkelanjutan
YOGYAKARTA — Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan (LAZISMU UAD) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat pilar pendidikan dasar melalui kegiatan pentasyarufan Beasiswa Mentari Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025, yang berlangsung pada Rabu, 30 April 2025 di kawasan edukatif sejuk nan inspiratif, Merapi Valley. Kegiatan ini berhasil menyalurkan total dana sebesar Rp29.400.000 kepada tujuh lembaga pendidikan Muhammadiyah, terdiri dari tiga Sekolah Dasar Muhammadiyah dan empat Taman Kanak-kanak ABA, sebagai bagian dari dedikasi jangka panjang dalam mendorong pemerataan akses pendidikan bermutu di tingkat akar rumput.


Momentum penting ini dihadiri langsung oleh jajaran pimpinan LAZISMU UAD, antara lain Ketua LAZISMU UAD Andy Putra Wijaya, S.E.I., M.S.I., Sekretaris LAZISMU UAD Sunu Prasetya Adi, S.E.Sy., M.E., serta tim pengembangan program dan fundraising yang terdiri dari Dr. Ahmad Zaki Annafiri, S.Pd.I., M.Ed., Kurniawan Muhammad, S.IP., Muhammad Fauzi Abdullah, S.E., dan staf keuangan Kharisma Tiara, S.E.. Hadir pula sebagai tuan rumah, akademisi sekaligus pendiri Merapi Valley, Prof. Drs. Hariyadi, M.Sc., Ph.D., serta perwakilan masing-masing sekolah penerima beasiswa. Kegiatan ini semakin bermakna dengan kehadiran Wakil Rektor Universitas Ahmad Dahlan bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag., yang turut memberikan sambutan dan pengarahan.
Acara diawali dengan pembukaan dan sambutan dari pihak tuan rumah serta Ketua LAZISMU UAD yang menekankan pentingnya sinergi antara lembaga zakat dan institusi pendidikan Muhammadiyah untuk mewujudkan misi besar mencetak generasi berdaya saing global dan berkarakter islami. Dalam sesi diskusi saling dengar saling dukung aspirasi sekolah yang ada di Ring of Merapi secara terbuka ini berlangsung secara santai namun penuh makna, para perwakilan sekolah menyampaikan berbagai dinamika di lapangan. Dalam pertemuan ini, para perwakilan sekolah menyampaikan tantangan riil yang dihadapi di lapangan, termasuk persoalan siswa yang enggan membayar kewajiban sekolah bukan karena ketidakmampuan ekonomi, tetapi karena minimnya kesadaran keluarga. Mereka juga menyoroti pola lanjutan pendidikan siswa yang cenderung berpindah ke lembaga pendidikan di luar ekosistem Muhammadiyah setelah lulus dari SD.



Menanggapi hal tersebut, LAZISMU UAD menyampaikan bahwa seluruh program pentasyarufan harus dikelola dengan prinsip tata kelola yang akuntabel dan berorientasi pada dampak jangka panjang. Ketua LAZISMU UAD menegaskan bahwa bantuan bukan sekadar bentuk kedermawanan sesaat, tetapi bagian dari strategi besar pemberdayaan umat. LAZISMU UAD secara terbuka mendorong sekolah-sekolah untuk mengembangkan program kolaboratif yang produktif, bukan hanya mengandalkan bantuan karitatif. Model pemberdayaan, lanjutnya, harus dirancang untuk menumbuhkan kemandirian, daya juang, dan kesinambungan pendidikan.
Setelah sesi dialog, Wakil Rektor AIK UAD hadir memberikan sambutan penuh motivasi. Beliau menekankan bahwa pendidikan Muhammadiyah tidak cukup hanya ditopang oleh tradisi keikhlasan, tetapi juga memerlukan sistem pendukung yang kokoh dan terstruktur. Penyerahan simbolis bantuan beasiswa dilakukan kepada perwakilan sekolah-sekolah, disertai dokumentasi bersama sebagai penanda sinergi dan keberlanjutan misi dakwah dan pendidikan. Acara ditutup dengan jamuan makan siang khas Merapi Valley yang menyajikan menu istimewa seperti kambing gurih dan ayam kriuk yang menggugah selera, mempererat kebersamaan dan semangat gotong-royong antar peserta.
Beasiswa Mentari bukan hanya sebuah program bantuan pendidikan. Ia adalah representasi nyata dari semangat kolektif umat Islam untuk menguatkan fondasi generasi masa depan. Di tengah derasnya arus tantangan zaman, LAZISMU UAD hadir tidak hanya sebagai penyalur dana zakat, tetapi sebagai mitra transformasi sosial yang mengakar, mencerahkan, dan memberdayakan.
Karena bagi LAZISMU UAD, membangun pendidikan bukan sekadar memberi, melainkan memastikan masa depan yang tak lagi tergantung, tapi mampu berdiri tegak di atas kaki sendiri.